Friday, April 3, 2009

Sejarah Perang Chechnya

Secara ringkas, sejarah perang Chechnya bisa dibagi kepada dua fase, yakni Perang Chechnya I dan Perang Chechnya II. Perang Chechnya I adalah perang antar Rusia dengan Chechnya antara tahun 1994-1996 dan berakhir dengan kemerdekaan Chechnya secara de fakto dari Rusia. Setelah kampanye awal pada tahun 1994-1996, memuncak pada penghancuran kota Grozny. Pasukan federal Rusia berhasil menguasai wilayah-wilayah pegunungan Chechnya tapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan mujahidin yang bergerilya dan mujahidin juga menyerang di wilayah-wilayah daratan, meskipun jumlah pasukan Rusia berlimpah, juga persenjataan dan pasukan udara. Hal itu berakibat pada merosotnya moral pasukan federal dan hampir seluruh wilayah Rusia jatuh ke dalam konflik brutal yang menuntut pemerintahan Boris Yeltsin mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1996 dan menandatangani perjanjian damai setahun kemudian.

Dalam kesaksiannya, Komander Khattab–Legenda Jihad Chechnya–menceritakan bagaimana dia bisa sampai berjihad di Chechnya dan kemudian bergabung dan berjuang bersama. Komander Khattab bahkan di awal jihad Chechnya menyangka bahwa yang terjadi di Chechnya adalah pemberontakan, yang dipimpin jenderal komunis bernama Jauhar Dudayev. Karena yang kami tahu penduduk Rusia adalah penganut Komunisme. Setelah kami mendengar berita yang sebenarnya kami mengatur kunjungan ke Chechnya untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya kami berangkay ke Chechnya dengan 12 orang mujahid asal Dagestan.

Mujahidin Chechnya sedang Berkumpul Untuk Berjihad

Komander Khattab memilih kota Vedeno untuk dijadikan markaz melatih para mujahidin dan mereka mulai melakukan serangan pertama ke konvoi tentara Rusia yang bergerak ke luar kota Vedeno. Allahu Akbar, akhirnya mujahidin berhasil memenangkan pertempuran. Pada tanggal 30-10-1995 konvoi pasukan Rusia keluar dari Vadeno setelah kalah dalam pertempuran sengit di bagian Selatan kota Vedeno. Setelah itu Jauhar Dudayev mengumunkan selesainya perang terbuka dan mulai mengumumkan perang gerilya yang dinyatakan akan berlangsung selama 48 tahun dari 50 tahun. Pengumuman itu menghancurkan semangat pasukan Rusia. Dia mengumumkan bahwa perang berlangsung 50 tahun, sudah berlalu 2 tahun dan masih ada waktu 48 tahun. Setelah itu Jauhar Dudayev mulai melancarkan banyak serangan dan berhasil masuk ke ibu kota Chechnya, Grozny. Akhirnya setelah serangan demi serangan, pasukan Rusia menyatakan mundur dari Chechnya dan mempersiapkan diri baik-baik untuk menyerang kembali Chechnya.


Dalam perkembanganya, sejumlah konflik internal terjadi di Checnya. Konflik ini terjadi antara penduduk etnik Chechen dengan non-Chechen yang hampir semua berasal dari Rusia. Warga non-Chechen dan kaum oposisi ini kemudian mengadakan kudeta pada bulan Maret 1992, akan tetapi dapat digagalkan oleh pasukan Dudayev. Setelah kudeta berikutnya juga gagal, kaum oposisi ini membentuk pemerintahan alternatif dan meminta bantuan Moskow. Pada bulan Agustus 1994 kaum oposisi ini mengadakan kampanye militer untuk menggulingkan pemerintahan Dudayev. Moskow segera mengirimkan bantuan dana, perlengkapan militer, dan persenjataan. Rusia menunda seluruh penerbangan sipil ke Grozny ketika mereka melalukan blokade militer ke Chechnya. Mereka melakukan serangan dan membombardir ibu kota Grozny. Pasukan Jauhar Dudayev memukul mundur serangan tersebut.


Di pegunungan Selatan, Rusia melancarkan serangan pada 15 April 1994 dengan konvoi sekitar 200-300 kendaraan. mujahidin Chechen mempertahankan kota Argun, memindahkan markas militer mereka untuk mengepung kota Shali, kemudian Serzhen-Yurt, kemudian mereka menuju ke pegungungan. Akhirnya para mujahidin ini bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Shamil Basayev, Rahimahullah di Vedeno. Setelah berada di Vedeno komandan mujahidin Chechnya menarik mundur pasukan ke Dargo dan kemudian membawanya ke Benoy.


Para mujahidin banyak yang membentuk unit-unit pasukan lokal untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan pasukan federal Rusia. Banyak remaja belasan tahun yang bergabung dengan pasukan mujahidin dan sejak saat itu semangat jihad menggelora di dada kaum muslimin Chechnya.


Komander Khattab menceritakan : Setelah itu, kami pun para mujahidin melakukan persiapan, konsolidasi, membangun kamp-kamp dan melatih para pemuda yang siap mendukung jihad Chechnya. Khattab dan seluruh mujahidin Chechnya sibuk mempersiapkan diri untuk jihad panjang di sana. Khattab pernah menanyakan kepada penduduk setempat apakah mereka pernah mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga internasional ? Mereka menjawab Palang Merah Internasional pernah datang memberi kami 3 kg gula untuk waktu 2 tahun. Juga 4 kg tepung. Ini adalah bantuan dari lembaga bantuan dunia. Tentu saja akhirnya masyarakat Chechnya lebih bisa menerima kehadiran mujahidin di tengah-tengah mereka. Mereka menganggap kami sebagai keluarga mereka sendiri.

Komander Khattab, Rahimahullah, Sang Pahlawan Jihad Chechnya
Demikianlah pemuda yang bergabung dengan mujahidin bertambah banyak dan terjadilah peristiwa di Daghestan. Sebenarnya pasukan Rusia sudah tidak memiliki kekuatan lagi dan semangat tempurnya pun sudah jatuh. Tapi mereka tetap berbahaya dan masih banyak di perbatasan-perbatasan. Mereka akhirnya melancarkan tekanan ekonomi, mengadu domba rakyat, mendukung oposisi, dan melakukan trik-trik kotor lainnya yang intinya menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan pemerintahan mujahidin dan menghilangkan kepercayaan rakyat kepada pemerintahan mujahidin agar masyarakat menilai bahwa pemerintahan mujahidin tidak mampu memerintah.


Pada tanggal 12 Mei 1997, Presiden Ashlan Maskhadov (Pengganti Presiden Jauhar Dudayev yang tertembak mati peluru kendali Rusia) pergi ke Maskow untuk menendatangani perjanjian damai bersama Yeltsin. Perjanjian damai ini didasarkan pada “perdamaian dan prinsip-prinsip hubungan Rusia-Chechen” Ashlan Maskhadov terbukti salah. Dua tahun setelah perjanjian tersebut, komandan Shamil Basayev melakukan penyerbuan ke Daghestan pada musim panas 1999 sebagai balasan tindakan brutal Rusia di sana.


Mengapa sampai terjadi pertempuran di Daghestan yang akhirnya memicu Perang Chechnya II ? Komander Khattab menceritakan bagaimana kejam dan buasnya pasukan Rusia kepada kaum muslimin di sana. Pasukan Rusia menghisap darah kaum muslimin dan membumihanguskan wilayah-wilayah kaum muslimin begitu dahsyat. Hanya Allah yang tahu betapa kejamnya mereka, mulai dari Afghanistan, Tajikistan, Bosnia, Chechnya. Selama lima tahun belakangan Rusia terus melakukan persiapan untuk menebus kekalahan mereka. Agen-agen intelejen Rusia pun mulai banyak yang disusupi ke dalam aktivitas mujahidin untuk mengumpulkan informasi. Rusia juga mulai melakukan terror dan intimidasi di Chechnya sebagai langkah awal serangan mereka.


Di sisi lain, saudara-saudara muslim kami memproklamasikan penerapan syari’at Islam di Daghestan. Mereka mengusir polisi, karena di setiap tempat dimana ada polisi disitu juga terjadi pencurian, maksiat, mabuk-mabukan, dan suap-menyuap. Dan setelah masyarakat mengusir polisi, mereka mulai menata kehidupan mereka dengan syariat Islam. Para petani mulai ke ladang dan kehidupan mulai normal dan tenang. Maka kami pun ikut mempertahankan wilayah Daghestan. Saat itu jika pemerintah meminta bantuan kepada Rusia, maka masyarakat meminta bantuan kepada mujahidin. Kita masuk ke wilayah Daghestan sebelum tentara Rusia sampai dan mempertahankan wilayah itu. Jika Rusia menyerang maka kita akan bertahan. Inilah rencana awal kami, kami hanya ingin menolong mereka menghadapi tentara Rusia. Dan tetap dengan langkah-langkah dan prosedur khusus. Akhirnya perang meletus dan mujahidin Daghestan meminta bantuan kepada kami. Kami wajib masuk dan membantu mereka. Kami datang membantu dan berhasil memukul pasukan Rusia di daerah Botlov. Setelah pasukan Rusia menghentikan serangan mereka maka kami pun kembali ke Chechnya.


Namun 3 hari setelahnya, pasukan Rusia mengepung tiga desa dan membumi hanguskan tiga desa tersebut dengan senjata berat dan pesawat tempur. Padahal penduduk desa tersebut kebanyakan anak-anak kecil dan orang tua serta wanita. Mereka tidak tahu apa-apa. Akhirnya setelah bermusyawarah dengan seluruh komponen masyarakat Chechnya dan Daghestan, maka kami memutuskan untuk masuk ke desa yang dikepung oleh Rusia, maka meletuslah perang.


Dengan demikian, Perang Chechnya II merupakan operasi militer yang dilakukan oleh Rusia. Perang ini dimulai pada Bulan agustus 1999 ketika pasukan Rusia melakukan penyergapan besar-besaran terhadap mujahidin Chechnya, hingga saat ini. Perang di Daghestan dan pengeboman apartemen di Rusia merupakan Bagian awal dari Perang Chechnya II. Operasi besar-besaran membatalkan hasil yang telah didapat pada Perang Chechen yang pertama dimana Chechnya telah memperoleh kemerdekaan secara defakto sebagai Chechen Republik of Ichkeria (CRI). Meskipun sebagian orang menganggap perang ini sebagai konflik internal Federasi Rusia, tetapi perang ini menarik minat Mujahidin dari luar negeri dalam jumlah besar.


Medan perang Chechnya memasuki fase baru ketika pada tanggal 1 Oktober 1999 Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengumumkan kekuasaan Presiden Chechnya Aslan Maskhadov dan Parlemennya tidak sah dan melenggar undang-undang. Pada saat itu Vladimir Putin memgumumkan bahwa invasi Rusia akan segera berlanjut. Menurut beberapa sumber Putin sedang menjalankan rencana menghancurkan Chechnya dan menguasainya kembali sesuai rencana yang telah digariskanya beberapa bulan sebelum itu.


Seiring dengan serangan-serangan yang dilakukan pasukan Federal Rusia dan pendudukan mereka di beberapa desa sekitar Grozny, semangat jihad para mujahidin Chechnya meningkat. Peningkatan semangat jihad ini terlihat dari makin gencarnya serangan gerilya para mujahidin dengan sasaran penguasa pro-Rusia, pasukan federal Rusia, kendaraan militer Rusia, konvoi Rusia dan helikopter serta pesawat tempur Rusia. Disamping itu para mujahidin juga melancarkan serangan atau aksi istisyhadah. Selama bulan Juni 2000 hingga September 2004 setidaknya ada 23 aksi syahid di dalam dan di luar Chechnya. Sasaran aksi syahid tersebut adalah militer dan pos-pos strategis milik pemerintah Rusia.


Pada Bulan Mei 2000 Presiden Rusia Vladimir Putin mendirikan pemerintahan “boneka” di Chechnya. Putin menunjuk Ahmad Kadyrov sebagai presiden “boneka” Rusia di Chechnya. Pada tanggal 23 Maret 2003, konstitusi Chechen mengadakan referendum yang kontroversial. Referendum ini memberikan otonomi yang lebih luas kepada Republik Chechen. Referendum yang didukung oleh pemerintah Rusia ini diboikot dan ditolak oleh mujahidin Chechen.


Seiring jalannya perang, percobaan pembunuhan atas pemimipin kedua belah pihak sering terjadi. Pada tanggal 13 Februari 2004, presiden Chechen dari kalangan mujahidin, Zelimkhan Yandarbiyev terbunuh di Qatar. Sedangkan pada tanggal 9 Mei 2004 presiden “boneka” Rusia, Akhmad Kadyrov terbunuh pada sebuah parade di Grozny.


Sejak Desember 2005, Ramzan Kadyrov, anak Ahmad Kadyrov, pemimpin yang juga pro-Rusia menjadi presiden boneka Rusia di Chechnya secara de fakto. Kadyrov yang terkenal dengan kekejamannya ini mendapat dukungan penuh Rusia dan pada bulan Februari 2007 menjadi Presiden “boneka” Rusia dengan kekuasaan penuh di Chechnya menggantikan Alu Alkhanov.


Sementara itu, pada tanggal 2 Februari 2006, Abdul Khalim Sadulayev presiden dari kalangan mujahidin membuat perubahan dalam skala besar dalam pemerintahannya. Sadulayev memerintahkan seluruh warga Chechnya yang berada di luar negeri dan di pegunungan agar segera kembali ke wilayah Chechnya. Sadulayev sendiri terbunuh pada bulan Juni 2006. Sepeninggal Sadulayev, Dokka Umarov menggantikannya menjadi memimpin pemerintahan Chechnya, sekaligus Amir Mujahidin Chechnya hingga kini dan akhirnya kemudian mendeklarasikan Daulah Islam Kaukasus.


Daulah Islam Kaukasus, Perjuangan Panjang Menuju Kejayaan Islam Hakiki

Alhamdulillah, di bawah Dokka Umarov perjuangan mujahidin Chechnya terus mendapatkan pertolongan dari Allah swt hingga akhirnya mampu menjadi Daulah Islam yang sesuai dengan syari’at. Dokka Umarov, yang terlahir dengan nama Khamad Umarov, April 1964 di desa Kharsenoi di Shatoy, wilayah selatan Chechnya ini memang gigih berjihad melawan kuffar Rusia. Di bawah beliau jihad berhasil diorganisir dengan baik, meliputi wilayah-wilayah KBR (Kabardino-Balkaria), KC (Karachay-Cherkes), Daghestan, Ingushetia, Stavropol, North Ossetia, dan Chechnya sendiri yang kesemuanya telah berbaiat kepada beliau. Keberhasilan pejuangan Dokka Umarov merupakan buah kesabaran estafet jihad dari seluruh mujahidin Chechnya yang selama bertahun-tahun tegar menghadapi mantan adi kuasa dunia, Uni Soviet. Semua ini karena mujahidin Chechnya telah berhasil berjuang dengan memurnikan perjuangan mereka, semata-mata lillahi ta’ala.
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh sang Amir, Doka Umarov dalam peryataan deklarasinya :

“Kami para mujahidin pergi berperang melawan kuffarin bukan karena mencari dan menginginkan peperangan, tetapi karena kami mengembalikan syari’at Allah di tanah kami. Allah berfirman bahwa dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah keadaanya sendiri. Jika agama Allah bisa ditegakkan di muka bumi dengan metode yang lain, tentu Rosululloh saw., tidak pernah terlibat dalam 27 peperangan.


Tidak ada kekuatan lain dan ketetapan kecuali milik Allah, dan di waktu yang sama Allah swt. memerintahkan kita untuk mempersiapkan kekuatan untuk berperang, semampu yang kita dapat. “semampu kita”, bukan berarti kita harus memiliki kekuatan sebanding dengan kekuatan kuffar. Tidak mungkin dalam kondisi sekarang kita menyamai kekuatan kuffar. Jangan salah dan ingatlah, kemenangan kaum muslimin bukan karena jumlah pasukan dan kelengkapan persenjataan, tapi kemenangan akan datang karena ‘ketakutan’ kita pada Allah.


Dan ketakutan kepada Allah adalah jiwa dan tingkah laku kaum muslimin,ketika dia takut melanggar batas-batas apa yang diperbolehkan dan dilarang oleh Allah swt.. Dan larangan paling penting terkandung dalam keyakinan (keimanan) itu sendiri : Laa ilaaha illa Allah. Mengulangi kalimat tersebut mudah dan gampang, tetapi menerapkannya dalam perbuatan tidak mudah dan tidak gampang, karena masuk surga bukan perkara mudah dan gampang.


Allah yang Maha Kuasa telah memperingatkan kita dalam Al-Qur’an bahkan Allah tidak mengampuni syirik-menyekutukan sesuatu dengan Allah dan Allah mengampuni dosa-dosa lain jika berkehandak. Kaum muslimin harus takut pada syirik, menjauhi dan menolak sepanjang hidupnya. Jadi kami, para mujahidin menolak hukum apa pun, peraturan apa pun dan ketetapan apa pun yang bukan berasal dari Allah. Jihad melawan kuffar Rusia tidak pernah berhenti, telah berlangsung kembali sejak 16 tahun lalu di Chechnya, ketika Jauhar Dudayev (semoga Allah merahmatinya) dengan ijin Allah menjadi pemimpin masyarakat Chechen. Sejak saat itu telah bergantung dengan tujuh pemimpin. Kami memohon kepada Allah agar merahmati ghazawat (jihad) mereka dan saudara-saudara yang mendahului kami.

Apapun slogan-slogan politik yang diumumkan dan kata-kata apa pun yang digunakan untuk menjelaskan slogan-slogan tersebut, kami tetap berperang melawan kalimat-kalimat kuffar Rusia untuk berjihad dan mati dalam ridho Allah swt.. Setiap keinginan akan dibalas sesuai kesungguhannya, Insya Allah.


Dengan ijin Allah, segala puji bagi Allah, menjadi takdir saya untuk memimpin jihad, Yang Maha Tinggi tahu, saya tidak menginginkannya, tidak mencari tanggung jawab seperti ini dan tidak pernah berfikir saya akan memikul beban ini. Akan tetapi, karena telah menjadi takdir saya, saya akan memimpin jihad dan mengorganisasinya sesuai pemahaman yang diberikan Allah Yang Maha Tinggi kepada saya.


Saya mengumumkan kepada seluruh kaum muslimin bahwa saya berperang melawan kaum kuffar di bawah panji ” Laa ilaaha illallah”. Itu berarti, sebagai Amir mujahidin di Kaukasus saya menolak segala sesuatu yang berhubungan dengan thaghut. Saya menolak seluruh hukum kuffar yang ditegakkan di muka bumi. Saya menolak seluruh hukum dan sistem yang ditegakkan kaum kuffar di tanah Kaukasus. Saya menolak dan menyatakan tidak berlindung di bawah nama dan istilah yang digunakan kuffarin untuk membagi-bagi dan memecah belah kaum muslimin. Saya menyatakan tidak berlindung di bawah suku, wilayah dan daerah yang mengusung nama “North Caucasian Republics”, “Trans Caucasian Republik.” dan yang serupa dengan nama-nama tersebut. Setiap jengkal tanah di Kaukasus, dimana para mujahidin yang membai’at saya berjihad, saya menyatakannya sebagai wilayah Daulah Kaukasus ; (yaitu) wilayah Daghestan ,wilayah Nokhchiycho (bekas Chechnya), wilayah Ghalghaycho (bekas Ingushetia), wilayah Iriston (bekas Ossetia Utara). Wilayah padang Nogay (meliputi bagian utara Checnya, Daghestan dan distrik Stavropol), wilayah Kabarda, Bulkar dan Karachay.


Saya merasa keberatan pada semua kaum munafik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan yang mengklaim bahwa kami mendirikan negara yang abstrak, negara khayalan. Saya lebih suka mengatakan, Insya Allah, Daulah Kaukasus adalah bentuk negara yang lebih nyata dari pada zona-zona buatan kolonial yang ada sekarang. Kami akan, datang teliti dan metodis, memperkenalkan tahap demi setahap dan memaksakan perintah syari’at di tanah kami. Penerapan syari’ah meninggikan kalimat Allah dan merupakan esensi jihad.


Bagi mereka yang duduk-duduk santai dan menghindari jihad, memiliki alasan yang berbeda-beda salah satunya, dengan istilah demokratis yang kami tinggalkan dengan sempurna (istilah tersebut) dan kami anggap tidak penting karena kesalah pahaman. Kami menolak nama dan gelar (dari istilah demokrasi). Sudah waktunya untuk memberi batasan pada perhatian, perkataan dan perbuatan kami. Di Hari Pembalasan nanti, ketika kami berdiri di hadapan sang khaliq, saya tidak ingin dicela karena banyak hal yang dilihat yang bisa dicela, saya takut siksa Allah. Jadi saya sekali lagi mengingatkan di bawah panji apa seharusnya kita pergi berjihad. Kami pergi berjihad untuk menegakkan syari’ah Allah. Jadi kami akan berjuang untuk mencari Ridho-Nya dan balasan dari Allah yang kami inginkan.


Sekali lagi saya mencela kaum munafik dan muslim yang lemah yang memposisikan diri seperti itu, tidak seperti muslim yang teguh. Argumen ganjil seperti itu meliputi kebijakan bodoh yang membuat setting seolah-olah seluruh dunia melawan kita sendiri. Subhanallah ! Jika saja seluruh kuffarin dan murtadin itu tidak memerangi kaum muslimin. Dengan mendapat kehormatan untuk mengambil kebijakan saya lebih suka untuk mengatakan kepada seluruh lawan-lawan saya; Senyata-nyatanya dan sebijak-bijaknya sebuah kebijakan adalah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan sebodoh-bodohnya kebijakan adalah yang didasarkan pada harapan kosong dan khayalan yang tidak dapat di pahami serta ketakutan pada kekuatan (lawan) yang terlihat.


Saya memperingatkan para mujahidin agar berperang untuk mencari Ridho Allah dan juga menekan (agar kaum muslimin berjihad) dan menghina (mereka yang meninggalkan jihad). Sebagai Amir Mujahidin di Kaukasus saya adalah satu-satunya kekuatan yang sah di seluruh wilayah dimana mujahidin memberikan sumpah setia kepada saya sebagai pemimpin jihad.


Setiap muslim memiliki kewajiban untuk membantu mujahidin dengan cara apapun yang mereka bisa, dan saya memperingatkan : kuffarin dan murtadin lokal dari kalangan kaki tangan musuh adalah sasaran umtuk dibersihkan dan bukan penguasa yang harus ditaati.


Wallahu’alam bis showab! Kami di sini mendukung dan selalu mendoakan mu dan seluruh mujahidin, wahai Dokka Umarov.
Allahu Akbar!